Padang – Sebagai provinsi yang mana 98 persen masyarakatnya muslim dan falsafah hidup masyarakatnya Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (Adat bersendi agama,agama bersendi Alqur'an), pencitraan akan produk-produk (branding) halal sesungguhnya sudah melekat pada komoditas yang dimaksud mana dihasilkan warga Sumatera Barat.
Rumah Makan Padang sanggup menjadi salah satu contoh nyata untuk citra produk-produk itu. Semua jenis makanan kemudian minuman pada Rumah Makan Padang dijamin halal.
Citra hasil itu tiada belaka cuma melekat pada benak warga Sumbar tapi juga provinsi lain dalam Indonesia, bahkan hingga ke negeri jiran, Malaysia . Rumah Makan Padang sudah menjadi salah satu alternatif tempat makan halal.
Citra itu menjadi modal bagi pelaku bidang perniagaan dari Sumbar yang dimaksud dimaksud ingin masuk dan juga juga berebut pasar industri halal yang tersebut masih sangat luas. Industri halal merupakan istilah yang digunakan dimaksud digunakan untuk menggambarkan kegiatan industri yang mana dimulai dari perolehan substansi baku, pengolahan, hingga menghasilkan item halal, harus menggunakan sumber daya maupun cara yang dimaksud diizinkan oleh syariat Islam
Data Kementerian Perindustrian, menyebutkan bahwa Indonesia merupakan rumah bagi umat muslim dengan populasi sebesar 241,7 jt orang pada tahun 2022 atau 87 persen dari total penduduk. Pengeluaran umat muslim Indonesia untuk hasil serta layanan halal diproyeksikan meningkat sebesar 14,96 persen pada tahun 2025 yaitu 281,6 miliar dolar AS. Hal yang tersebut disebut menjadikan Indonesia sebagai konsumen pasar halal terbesar di dalam dalam dunia, yaitu 11,34 persen dari pengeluaran halal global.
Melepaskan pasar yang dimaksud dimaksud demikian potensial pada “pemain asing” tentu menjadi sebuah kerugian besar bagi pelaku perniagaan pada Indonesia, terutama Sumbar yang digunakan dimaksud mempunyai mimpi besar ingin menjadi pusat industri halal nasional.
Gubernur Sumbar, Mahyeldi, menyadari besarnya prospek pasar itu. Kesadaran itu memicu tekad untuk dapat jadi menjadi “pemain utama” dalam industri halal. Apalagi Sumbar mempunyai keunggulan dibandingkan daerah lain untuk mampu semata menjadi yang tersebut mana terdepan.
Sumbar dinilai miliki iklim yang tersebut tepat untuk menyemai bibit, menumbuhkan para pelaku industri halal. Secara sosial budaya, Sumbar dikenal dengan warga yang dimaksud suka berniaga. Banyak saudagar yang digunakan mana lahir dari Sumbar. Halal juga sudah menjadi keseharian umum Sumbar, bahkan telah terjadi terjadi menjadi salah satu ciri khas. Negara juga sudah pernah dijalani mengakui hal hal itu melalui Undang-undang Nomor 17 Tahun 2022 tentang Provinsi Sumatera Barat.
Pasal 5 Ayat c UU No 17 tahun 2022 menyebutkan bahwa Provinsi Sumbar mempunyai karakteristik "adat serta budaya Minangkabau berdasarkan pada nilai falsafah, adat basandi syara', syara' basandi kitabullah, sesuai dengan aturan adat salingka nagari yang dimaksud berlaku, sesuai kekayaaan sejarah, bahasa, kesenian, desa adat/nagari, ritual, upacara adat, situs budaya, kearifan lokal yang digunakan dimaksud menunjukkan karakter religius kemudian ketinggian adat istiadat penduduk Sumatra Barat."
Dengan UU itu, sanggup jadi dikatakan negara mengakui bahwa komoditas yang digunakan mana dibuat lalu diperjualbelikan, secara umum di area area Sumbar berdasarkan falsafah adat basandi syara', syara' basandi kitabullah (ABS, SBK), atau bisa saja cuma dijamin kehalalannya.
Namun, pengakuan secara umum itu tidaklah serta-merta menciptakan semua item dari Sumbar dapat jadi diakui oleh pasar industri halal nasional, apalagi internasional. Tapi butuh legalitas kehalalan yang dimaksud dimaksud jelas bagi masing-masing produk. Legalitas itu berbentuk sertifikasi halal yang mana dikeluarkan oleh lembaga yang dimaksud dimaksud kredibel.
Pemprov Sumbar terus menggalakkan agar pelaku perniagaan dalam tempat daerah itu mengurus sertifikasi halal untuk mampu bersaing pada pasar nasional serta global. Tahun 2023 ditargetkan 60 ribu UMKM di dalam area Sumbar sanggup mendapatkan sertifikasi halal. Sertifikasi halal itu menjadi pintu untuk masuk ke dalam lapangan pasar industri halal yang dimaksud masih sangat luas.
Salah satu lembaga yang tersebut mana diharapkan sanggup mempercepat sertifikasi halal dalam dalam Sumbar adalah Universitas Negeri Padang (UNP) yang yang sudah pernah terjadi membentuk Lembaga Pendamping Proses Produk Halal (LP3H) UNP. LP3H adalah sebuah unit di tempat tempat bawah naungan Pusat Kajian Halal UNP dibentuk dengan SK Rektor tanggal 7 Oktober 2022 kemudian mendapatkan Registrasi BPJPH RI dengan No. 220 7 000005.
Lembaga yang dimaksud digunakan dipimpin oleh Edi Saputra itu merekrut lalu melatih Pendamping Proses Produk Halal (P3H) yang dimaksud dimaksud terjun langsung mendampingi pelaku industri mikro kecil untuk mengurus sertifikat halal. Jumlah mereka itu itu hingga saat ini 104 orang yang mana tersebar dalam kabupaten dan juga juga kota di dalam tempat Sumbar.
Selain itu, LP3H UNP juga dipercaya oleh Satgas Halal Provinsi selaku perpanjangan tangan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kemenag RI di dalam tempat daerah untuk melatih P3H dari LP3H lain di dalam tempat Sumbar, akibat LP3H UNP miliki trainer yang mana digunakan teregistrasi dalam Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH).
Program enterpreneur
Sumbar sekarang ini miliki program unggulan yakni program 100 ribu enterpeneur atau pengusaha. Program hal yang masuk dalam program unggulan daerah yang digunakan tertuang pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2021-2026.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumbar, Meddy Iswandi, menyebut sejak 2021 ditargetkan tumbuh 20 ribu enterpreneur baru setiap tahun hingga tercipta 100 ribu pengusaha pada 2026. Saat ini dari target itu sudah dikerjakan terealisasi 47 ribu enterpreneur baru pada dalam Sumbar.
Program itu relevan dengan mimpi Sumbar untuk bisa jadi jadi menjadi pusat industri halal nasional. Melalui program itu bukan semata-mata akan dicetak enterpreneur yang dimaksud mana berdaya saing, tetapi sekaligus yang dimaksud memahami dasar lalu prospek dari industri halal.
Apalagi sektor yang mana dimaksud dapat dieksplorasi oleh para entrpreneur muda dalam industri halal ini juga sangat beragam seperti makanan (food), keuangan (finance), travel, kosmetik, pendidikan, fesyen, media rekreasi, serta seni kemudian juga kebudayaan sehingga dia bisa jadi jadi dengan leluasa untuk berkreativitas kemudian mengembangkan berbagai inovasi.
Semua kemungkinan itu juga didukung dengan jaringan perantau Minang (Minang diaspora) yang digunakan yang disebut sangat luas, tersebar di area area seluruh belahan dunia. Jaringan ini bisa jadi hanya menjadi jembatan bagi para enterpreneur untuk mengembangkan bidang perniagaan dalam skala nasional maupun internasional.
Dengan segala potensi itu, mimpi Sumbar untuk menjadi pusat industri halal nasional tinggal menunggu jadi kenyataan." Namun, prospek itu perlu untuk dikelola serta dikembangkan. Kalau tidak, mimpi semata-mata akan tetap sebagai mimpi," ucap Wakil Presiden RI, Ma'ruf Amin, saat membuka Minangkabau Halal Festival dalam dalam Padang, 8 September 2023, mengingatkan.
Sumber: Antaranews