SULTRA PERDETIK, – Di tengah heningnya alam pedesaan, sebuah kisah yang menggetarkan hati tersembunyi di Desa Puulowaru, Kecamatan Besulutu, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.
Desa ini, seperti sejumlah desa lain di seluruh dunia, menghadapi krisis air yang mengkhawatirkan.
Namun, apa yang terjadi di Puulowaru bukanlah sekadar statistik atau berita biasa; itu adalah cerita kehidupan, cinta, dan ketahanan yang berjuang di bawah beban sebuah masalah yang tak terbayangkan.
Dari penelusuran Sultraperdetik.id, Minggu 1 Oktober 2203. Di Dusun III Desa ini, satu-satunya sumber air yang tersedia adalah sebuah sumur tua yang telah berusia puluhan tahun.
Sumur ini tidak hanya menjadi tempat untuk mendapatkan air, tetapi juga simbol vitalitas dan kehidupan bagi penduduknya.
Dengan kedalaman 15 meter, sumur ini telah menjadi lifeline bagi puluhan keluarga.
Namun, bukanlah sumur biasa yang hanya memiliki satu atau dua pipa – puluhan pipa warga telah dimasukkan ke dalam sumur tersebut, seperti akar-akar pohon yang merayap mencari air kehidupan.
Apa yang membuat situasi semakin mencekam adalah bahwa banyak mesin pompa air yang digunakan oleh warga telah rusak.
Mesin-mesin ini bekerja tanpa henti, bahkan saat suhu panas yang tak terlupakan mengancam untuk membuat mereka lebih rusak.
Pada setiap detik, setiap keluarga berharap dan berdoa agar setetes air dapat mengalir ke rumah mereka. Itu adalah harapan sehari-hari mereka, dan terkadang itu adalah satu-satunya harapan yang mereka miliki.
Puluhan keluarga di Desa Puulowaru bergantung sepenuhnya pada sumur tua ini untuk memenuhi kebutuhan air mereka sehari-hari.
Mereka harus berjuang setiap hari, menghadapi ketidakpastian apakah air akan cukup atau tidak untuk keperluan mereka.
Ini adalah beban berat yang mereka tanggung, terutama bagi anak-anak yang harus berjala untuk mandi di sungai kecil yang terletak di dalam hutan, sebelum pergi ke sekolah.
Namun, krisis air ini tidak hanya disebabkan oleh kerusakan mesin pompa. Desa Puulowaru dikelilingi oleh ladang-ladang kelapa sawit yang tumbuh pesat. Ini berarti bahwa debit air yang tersedia semakin berkurang, terutama saat musim kemarau yang menyengat seperti yang sedang berlangsung sekarang.
Perusahaan kelapa sawit, yang juga menggantungkan hidup mereka pada tanaman mereka, bersaing dengan warga desa untuk mendapatkan akses yang semakin terbatas ini.
Kita tidak boleh mengabaikan desakan ini, karena krisis air adalah ancaman serius bagi kesejahteraan dan kehidupan sehari-hari penduduk Desa Puulowaru.
Kita harus bersatu untuk memberikan bantuan dan solusi jangka panjang yang mereka butuhkan agar dapat mengatasi tantangan ini dan memiliki akses yang aman dan andal terhadap air bersih.
Semua orang memiliki hak untuk hidup dengan layak, dan kisah hidup Desa Puulowaru adalah pengingat bahwa kita semua bertanggung jawab untuk memastikan hak ini terpenuhi. (Red)