Surabaya – Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah juga Aneka Kementerian Perindustrian RI, Reni Yunita menyebut ekspor perhiasan Indonesia menduduki peringkat 17 dunia, naik jika dibandingkan tahun sebelumnya yang hal tersebut berada di dalam dalam urutan 18.
"Selama ini ekspor kita untuk perhiasan nomor 17 dunia lalu ini menunjukkan ekspor kita meningkat. Di bulan Januari hingga Juli hanya sekali nilainya 3,1 miliar dolar AS," kata Reni saat membuka pameran perhiasan "Surabaya International Jewellery Fair 2023" dalam area Surabaya, Kamis.
Menurut Reni, salah satu faktor yang mana digunakan menyebabkan industri perhiasan dalam Indonesia meningkat adalah pameran yang mana hal tersebut sudah digelar 26 kali tersebut.
"Pameran tujuannya untuk memperkenalkan industri perhiasan kemudian permata kita pada samping meningkatkan belanja dari lokal. Karena kita juga punya prospek dalam negeri. Tapi pameran ini juga tak terbatas lokal, yang mana mana luar negeri juga terbuka," katanya.
Potensi industri perhiasan di dalam tempat Indonesia, lanjut Reni, memang sangat besar. Namun Indonesia perlu meningkatkan pengolahan terhadap batu-batuan yang tersebut yang disebut berpotensi menjadi perhiasan. Terutama batu alam yang dimaksud digunakan punya khasiat juga warna.
"Karena kita mampu lihat, ekspor kita cuma 3,1 miliar dolar AS, itu yang digunakan dimaksud menjadi devisa. Itu yang tercatat dari kegiatannya saja, belum kalau dia menciptakan lapangan pekerjaan. Jadi penyerapan tenaga kerjanya ada," katanya.
Selain itu, Indonesia masih mempunyai tambang. Jika batu-batuan itu bukan diekspor dalam bentuk komoditi tapi sudah dalam bentuk perhiasan, itu yang digunakan yang disebut tak ternilai.
"Jadi kalau itu bukan dikembangkan, maka kita akan cuma sekali menjadi negara tujuan pasar dikarenakan konsumen kita banyak, sementara kemungkinan diekspor dalam bentuk material baku. Itu yang dimaksud dimaksud bukan ternilai," ujarnya.
Reni memaparkan naiknya peringkat ekspor Indonesia menjadi ke 17 tidaklah mudah, sebab harus bersaing dengan negara-negara seperti India, China serta Amerika Serikat. Kemenperin menargetkan Indonesia dapat menduduki peringkat 10 besar dunia.
"Maka dari itu kami berharap melalui pameran ini geliat industri perhiasan semakin meningkat, konsumen semakin cinta lalu meredam untuk beli komoditas impor," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Pengusaha Emas serta Permata Indonesia (APEPI) Jeffry Thumewa berharap dukungan dari pemerintah terhadap pameran yang tersebut disebut meningkat supaya setiap tahun Indonesia punya produksi perhiasan dengan kualitas ekspor.
"Dalam pameran ini ada 20 IKM (Industri Kecil serta Menengah) dari Kemenperin yang dimaksud dimaksud ikut. Dari Jatim sendiri ada enam. Semua IKM yang mana disebut masuk setelah dikurasi dengan ketat," ujarnya.
(Antaranews)