Tokyo – Lebih dari 4.000 barang makanan dan juga juga minuman dalam Jepang terdampak kenaikan biaya pada bulan ini, tambahan dari dua kali lipat bilangan bulat pada bulan sebelumnya, mengingat kalangan usaha terus membebankan biaya materi baku yang hal itu tambahan tinggi kepada konsumen, demikian menurut sebuah laporan oleh perusahaan riset kredit.
Xinhua melaporkan pada Senin, sekitar 195 produsen makanan juga minuman yang tersebut mana disurvei sudah pernah mengumumkan rencana menaikkan nilai tukar untuk 4.634 item per Jumat (29/9), naik dari 2.148 barang per akhir Agustus, kata Teikoku Databank Jepang dalam laporan daring (online) terbarunya.
Produk minuman juga minuman beralkohol, yang terimbas kenaikan pajak alkohol, mencakup hampir 70 persen item yang tersebut mana terdampak, kata laporan itu, seraya menambahkan bahwa makanan olahan seperti ham dan juga juga sosis, es krim lalu makanan penutup beku, serta permen cokelat juga mencatatkan gelombang kenaikan harga.
Berdasarkan laporan yang mana digunakan dirilis pada Jumat itu, total agregat kumulatif komoditas yang tersebut mencatatkan kenaikan nilai jual pada 2023 mencapai 31.887, lebih banyak banyak tinggi 23,7 persen dibandingkan level tahun 2022 pada periode yang dimaksud sama.
Lonjakan kenaikan nilai tukar ini, yang digunakan dimaksud paling signifikan sejak pecahnya gelembung ekonomi, mencerminkan kenaikan biaya jual komponen baku yang mana digunakan signifikan pada tahun sebelumnya kemudian kemampuan lebih besar banyak banyak perusahaan untuk membebankan kenaikan biaya yang digunakan kepada konsumen.
Konsumen menjadi semakin lelah menghadapi kenaikan nilai jual juga enggan membeli barang, seiring merek mulai beralih ke toko-toko diskon lalu juga merek privat, kata perusahaan itu dalam laporannya.
Data pemerintah terbaru menunjukkan bahwa biaya konsumen inti Jepang mencatatkan kenaikan untuk bulan ke-24 dengan naik 3,1 persen secara tahunan (year on year) pada Agustus, serta biaya makanan melonjak sebesar 9,2 persen.
Sumber: Antaranews