Carsurin (CRSN) Klarifikasi Isu Surveyor Nikel yang Disorot DPR

SULTRA PERDETIK, – Pada Juni 2023, Komisi VII DPR RI memberikan desakan kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk menangguhkan sementara kegiatan usaha PT Carsurin Tbk. (CRSN) terkait dengan kegiatan surveyor smelter nikel.

Keputusan ini menyusul aduan dari penambang nikel yang mengklaim dirugikan oleh kegiatan verifikasi kualitas bijih nikel yang dilakukan oleh PT Carsurin Tbk. (CRSN) dan PT Anindya Wiraputra Konsult.

Bacaan Lainnya

Dalam menghadapi isu ini, Carsurin (CRSN) memberikan klarifikasi terhadap desakan Komisi VII DPR RI. Direktur CRSN, Erwin Manurung, menegaskan bahwa sejak kejadian pada Juni 2023 hingga saat ini, perusahaan tidak menerima tindak lanjut atau surat resmi terkait permintaan penangguhan kegiatan usaha. Dalam paparan publik pada Kamis, (16/11/2023), Erwin menyatakan, “Jadi perlu kami luruskan ya, setelah kejadian tersebut, itu tidak ada surat dan juga tidak ada follow up apapun. Jadi mungkin kami bisa tafsirkan, kami aman-aman saja, tidak ada penangguhan.”

Meskipun sedang diawasi oleh Kementerian ESDM dan BPKP karena dugaan ketidaknetralan dalam melakukan survei kadar nikel, Carsurin (CRSN) menegaskan bahwa kegiatan usaha dan operasional perusahaan berjalan dengan baik. Erwin Manurung memastikan bahwa mereka menjalankan operasional dengan standar, kompetensi, dan profesionalisme yang tinggi.

Sebagai informasi, Carsurin bergerak di bidang testing, inspection, dan certification (TIC), termasuk di sektor ekonomi hijau seperti ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV), EV battery testing, termasuk nikel. Dalam proyeksi kinerja keuangan, CRSN menargetkan pendapatan sebesar Rp430 miliar hingga akhir tahun 2023, dengan laba bersih perseroan yang ditargetkan meningkat menjadi Rp50 miliar.

Direktur Keuangan CRSN, Timotius Tjahjana, menjelaskan bahwa pendapatan perseroan didukung oleh segmen inspeksi dan pengujian, yang menjadi tulang punggung pendapatan CRSN. “Perseroan memproyeksikan di akhir 2023 akan menghasilkan pendapatan sebesar Rp430,05 miliar atau naik 18,35% dibanding periode Desember tahun lalu yang sebesar Rp363,57 miliar,” ujar Timotius dalam paparan publik CRSN pada Kamis, (16/11/2023).

Menilik kinerja keuangannya, CRSN mencatat laba bersih sebesar Rp18,87 miliar, naik 74,73% secara year-on-year (yoy) dibanding periode sama 2022. Kenaikan ini didorong oleh pendapatan yang naik 25,75% yoy menjadi Rp312,95 miliar, dibanding periode tahun sebelumnya sebesar Rp248,84 miliar. Meski dihadapkan pada tekanan dari pihak berwenang, kinerja keuangan yang positif menjadi indikator bahwa PT Carsurin Tbk. (CRSN) terus berusaha menjaga integritas dan profesionalisme dalam menjalankan layanan sertifikasi mereka. (red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *